13/07/2012

Madrasah Kita

Alhamdulillah. Pada dasarnya setiap orang menginginkan keuntungan bagi dirinya sekaligus dengan menghindari bermacam kerugian sebisanya. Dengan kata lain, kita mencari nikmat dan menjauhi derita. Dengan kata lain pula, kita senang kepada hal2 yang memberi manfaat dan benci kepada hal2 yang mendatangkan mudhorot. Sayangnya, hanya sedikit orang yang menyadari bahwa bersama nikmat tersembunyi derita sebagaimana halnya bersama kesulitan selalu terdapat kemudahan. Selanjutnya, perbedaan terletak pada keyakinan masing2. 



Seseorang yang mengetahui bahwa kerja lembur menguntungkan dirinya secara finansial, maka dia akan berusaha untuk selalu kerja lembur. Bahkan meskipun dengan cara meninggalkan hal2 lain yang bagi orang lain lebih bernilai dan lebih bermanfaat. Seseorang yang memahami bahwa memulung sampah itu memberi manfaat buat dirinya, maka dia akan melakukannya tanpa rasa sungkan dan menjadi tidak peduli dengan panas dan hujan yang menerpanya. Seseorang yang yakin dengan suatu jalan, maka dia akan menempuhnya walaupun di jalan itu ada banyak rintangan.

Amal agama merupakan ekspresi atau ungkapan atas apa2 yang terkandung dalam hati kita. Bahkan hati kita se-olah2 supir yang mengendalikan kemana dan bagaimana anggota tubuh kita bergerak. Karenanya, jika yang terkandung dalam hati sanubari seseorang adalah keutamaan2 agama, maka kita akan dapat melihat perwujudan dari amal2 agama pada mata kita, tangan kita, badan kita dan sebagainya. Sebaliknya, jika yang terkandung di hati sanubari adalah hal2 yang lain, maka kita juga akan mendapatkan ekspresi yang sesuai dengan kandungannya.

Dalam hal ini orang tua memberi perumpamaan dengan pesawat. Jika pesawat didorong atau ditarik, maka dia akan bergerak, akan tetapi laju geraknya tidak secepat jika digerakkan oleh mesinnya sendiri. Jika didorong atau ditarik, pesawat akan bergerak juga, tapi bukan gerak aslinya. Geraknya sesuai dengan tenaga pendorong atau penariknya. Berbeda dengan hal itu, pesawat yang digerakkan oleh mesinnya sendiri akan melaju dengan kekuatan penuh yang besar yang dapat memberi manfaat kepada para penumpangnya.

Perkara yang sama juga berlaku bagi anak istri kita dalam mengamalkan agama. Sama seperti mesin pesawat, potensi dalaman mereka yang luar biasa dapat dihidupkan, maka kekuatan itu dapat menggerakkan jasad mereka kepada kecenderungan2 apa saja yang kita tanam dalam hati mereka. Dan jika hati mereka dipenuhi dengan keutamaan2 amal agama, maka kelak kita akan mendapatkan amal perbuatannya sama seperti yang dituntut dari agama ini.

Hampir dapat dipastikan bahwa hasil yang baik selalu didahului oleh usaha dan kesungguhan dalam memperolehnya. Dan usaha itu sendiri tidak pernah terlepas dari masa atau waktu. Artinya, siapapun yang berusaha maka dia mesti menggunakan waktu yang tertentu. Dan untuk menghadirkan keutamaan2 (fadhilah) amal ke dalam hati orang2 yang kita sayangi, maka kita juga memerlukan waktu yang khas. Tanpa hal itu, maka kandungan dan kecenderungan hati mereka tidak akan sama dengan apa yang kita miliki atau yang kita usahakan untuk memilikinya.

Ta'lim bersama, seumpama dengan membaca buku2 fadhilah amal, akan mensinkronkan kadar kecintaan mereka kepada agama dengan apa yang telah kita peroleh. Dan ini memerlukan waktu yang tertentu. Dengan mengkondisikan keadaan rumah kita sebagaimana keadaan masjid nabawi pada masa hayat Rasulullah (saw) yang hidup dengan amalan dakwah, ta'lim, ibadah dan khidmat, kelak kita akan dapat memperoleh dari ahli keluarga kita sebagaimana Rasulullah (saw) telah mendapatkannya dari para sahabatnya.

Jika istri dan anak2 kita masih berat melakukan ta'lim bersama kita, maka cara yang bijaksana adalah dengan memulainya dari diri kita sendiri. Untuk itu kita perlu menyediakan waktu yang khas setiap hari, lalu kita istiqomah atas urusan ini. Jika kita sungguh2, maka kita akan mengalahkan urusan lain dengan memenangkan ta'lim setiap hari.

Ada dua hal yang dapat menunjang usaha kita, yakni dengan mengkondisikan suasana masjid di rumah kita dan dengan menghadirkan diri kita di masjid2 yang ada amal masjid seperti amal masjid nabawi.

Mengkondisikan suasana masjid di rumah kita tidak berarti dengan cara merehab rumah menjadi seperti masjid, tapi hal itu lebih kepada usaha untuk mengubah suasana hotel (yakni menjadikan rumah untuk tidur saja), restauran (yakni menjadikan rumah untuk makan saja) atau bioskop (yakni menjadikan rumah untuk nonton saja) kepada suasana masjid yang hidup dengan amal2 dakwah, ta'lim, ibadah dan khidmat.

Jika kita (para suami) merasa berat untuk melakukan hal itu, maka sudah selayaknya kita sendiri yang terlebih dahulu masuk kedalam suasana seperti itu. Lalu bagaimana caranya? Untuk urusan ini kita dapat merencanakan cuti sekira 3 hari lalu bergabung dengan orang2 yang sedang berusaha ke arah yang sama di masjid2 yang tak jauh dari tempat kita tinggal. Dan jika kita benar2 mencintai mereka, maka cuti 3 hari masih tidak sebanding dengan kelalaian kita selama ini dalam membiarkan suasana2 hotel, restauran dan bioskop mendominasi rumah kita.

Subhanallah. 

Tidak ada komentar:

Doa Jodoh

Alhamdulillah. Nabi Musa (as) berdoa, "Robbi innii limaa anzalta ilayya min khairin faqier." Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhny...