Alhamdulillah. Satu ketika seorang sahabat Rasulullah saw
mendapati suatu keadaan di dalam hatinya yang sedemikian rupa sehingga dia
menyangka bahwa dirinya telah berubah menjadi munafik. Sahabat itu Hanzalah ra.
namanya.
Sebelum itu, dia bersama sahabat2 yang lain berada dalam
suatu majelis saat Rasulullah saw menerangkan perihal akhirat. Sedemikian rupa
Rasulullah saw menjelaskan, sehingga siapa pun yang hadir se-olah2 dapat melihat
surga dan neraka di depan mereka, maka air mata pun berguguran tanpa dapat
mereka menahannya.
Selepas itu, perbincangan2, senda gurau dalam keluarga di
rumah telah membuat Hanzalah merasa suka hati. Sejurus kemudian, dia pun
menyadari betapa keadaan hatinya telah berubah 180 derajat dibandingkan dengan
saat bersama Rasulullah saw. Suasana hati di rumah berbeda dengan di masjid.
Lalu dia menyimpulkan dirinya sendiri bahwa dia seorang munafik.
Menyadari 'kekeliruannya' tersebut, maka Hanzalah berlari
keluar rumah dan berteriak, "Hanzalah telah munafik… Hanzalah telah munafik…"
Demikian dia mengumumkan perubahan dirinya hingga dia bertemu dengan sahabat
Abu Bakar ra.
Setelah tahu duduk masalahnya, Abu Bakar pula merasa
dirinya serupa dengan Hanzalah. Maka keduanya pergi menjumpai Rasulullah saw,
menyampaikan masalah mereka dan berharap agar Rasulullah saw dapat memberi
mereka jalan keluarnya.
“Demikianlah keadaan manusia. Kalau saja mereka dapat
menjaga keadaan hati mereka sebagaimana saat bersama Rasulullah saw, niscaya
malaikat2 akan menyalami mereka dimana saja mereka berada. Sayangnya, keadaan
yang demikian sangat jarang terjadi.” Demikian kira2 penjelasan Rasulullah saw
kepada keduanya atau dengan kata2 yang seumpama dengan itu.
Dan kita tahu bahwa keduanya adalah sahabat2 yang sangat
mencintai Allah dan Rasul-Nya. Untuk itu, biarkan saja segala sesuatu di
sekitar kita berjalan dengan sewajarnya dan sebagaimana mestinya. Yang penting
dalam hal ini adalah, bersamaan dengan bergeraknya masa ke depan, kita berusaha
untuk memperbaiki hati dan niat kita dengan cara berusaha menunaikan takaza2
agama dan dengan menyempurnakan amal2 agama sesuai dengan batas2 kemampuan
terbaik kita.
Hari ini, barangkali kita belum sebaik orang2 yang sudah
‘sampai’. Namun demikian, pengalaman telah mengajarkan kita, bahwa usaha kita
di jalan dakwah adalah usaha yang hak, yang pada gilirannya dapat menjadikan
kita cinta kepada Allah dan Rasul-Nya lebih daripada yang lainnya. Tentu saja,
perkara yang demikian dapat terwujud karena dakwah sendiri adalah sarana utama
yang dapat menyampaikan kita kepada Allah swt.
Tahapan untuk itu adalah:
1. Belajar, yakni dengan cara melihat, mendengar, membaca dan muzakarah atau
tukar pikiran saat keluar dakwah atau saat buat amal maqomi (tempatan).
2. Beramal dengan berusaha memprioritaskan amal2 yang sudah dapat kita lakukan
secara istiqomah dan berusaha menunaikan amal2 yang sudah kita tahu.
3. Berdakwah dengan kemampuan sendiri (harta & diri) pada setiap keadaan
yang memungkinkan kita melakukan hal itu (karena dakwah adalah maksud hidup
kita).
4. Bereplikasi, yaitu dengan berusaha menjadikan orang2 lain berbuat serupa
dengan apa yang kita lakukan, setidaknya menjadikan mereka da’i2 bagi
keluarganya.
Ajib, kita akan merasakan perubahan ke arah yang lebih
baik, segera setelah kita melakukannya. Jangankan orang2 yang sudah punya
dasar2 agama yang baik, bahkan para penjahat pun dapat berubah ke arah yang
lebih baik asbab kerja dakwah ini. Dan kalau saja kita dapat bergerak di muka
bumi hingga ke pelosok2-nya, maka bukti2 itu akan nampak di depan mata kita.
Dengan bergerak, yakin kita akan kerja nabi dan rasul ini akan terus bertambah
baik, insya Allah.
Bunga2 iman, seumpama menangis dalam sholat yang
melegakan, memberi sesuatu kepada orang lain dengan tanpa merasa rugi, atau
amal2 ikhlas lainnya yang seumpama dengan itu, dapat kita jumpai lebih banyak
di jalan dakwah. Maka saat2 iman kita sedang naik adalah saat2 terbaik untuk
buat keputusan keluar di jalan Allah. Dan saat2 ketika iman kita sedang baik
adalah saat2 terbaik untuk dapat memahami agama ini. Untuk itu, mari kita melapangkan
masa untuk keluar dakwah.
Subhanallah.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar