Alhamdulillah. Nabi Musa (as) berdoa, "Robbi innii
limaa anzalta ilayya min khairin faqier." Artinya: Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan
kepadaku. (QS 28:24)
Dan Allah (swt) yang maha gagah perkasa sangat mengetahui
apa-apa yang paling diperlukan oleh hamba-hambaNya. Adapun atas doa Musa (as)
tersebut, Allah (swt) tidak saja memberi makanan yang diperlukan untuk
mengganjal perutnya, tetapi Dia juga memberinya istri yang akan melahirkan
anak-anaknya di kemudian hari.
Kisah selengkapnya dari doa untuk mendapatkan jodoh
adalah seperti yang diabadikan Allah (swt) dalam Al Qura'an surat Al Qashash 28
ayat 23-28.
Dan tatkala ia (Musa) sampai di sumber air negeri Madyan
ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya) dan ia
menjumpai di belakang orang banyak itu dua orang wanita yang sedang menghambat
(ternaknya). Musa berkata, "Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?"
Kedua wanita itu menjawab, "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua
yang telah lanjut umurnya."
Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong)
keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, "Ya
Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau
turunkan kepadaku."
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua
wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata, "Sesungguhnya bapakku
memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap kebaikanmu memberi minum ternak
kami." Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syuaib) dan menceritakan
kepadanya cerita (mengenai dirinya). Syuaib berkata, "Janganlah kamu
takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang dzalim itu."
Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Ya
bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya
orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang
yang kuat lagi dapat dipercaya (dengan menjadikannya bagian dari keluarga
kita)."
Berkatalah dia (Syuaib), "Sesungguhnya aku bermaksud
menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa
kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka
itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu.
Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik."
Dia (Musa) berkata, "Itulah (perjanjian) antara aku
dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka
tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa
yang kita ucapkan."
Sebagaimana Allah (swt) telah mengajar kita dengan kisah
Musa (as), kira-kira demikianlah Dia menghendaki kita untuk meringankan kaki dan
tangan kita untuk berkhidmat kepada orang-orang yang layak menerimanya tanpa sedikitpun
mengharapkan balasan dari mereka. Sebagaimana nabi Musa (as), Allah (swt)
menghendaki kita agar kita meminta kepada-Nya saja. Dan jika telah sampai
ketetapan Allah, maka Dia sendiri yang akan memberi balasan (baca: jodoh)
dengan cara yang seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Subhanallah.
*