Alhamdulillah. Suatu hari saya berkesempatan untuk berkhidmat
kepada rombongan dari Nigeria .
Ini satu kesempatan yang mahal. Dengannya, kita menjadi tahu bagaimana Allah
yang maha agung menggerakkan dan memperjalankan hamba2 yang dicintai-Nya kemana
saja, di permukaan bumi, dimana tersedia rejeki bagi mereka. Mata kita menjadi
terbuka dan dapat melihat bahwa bumi ini luas dan menyediakan keanekaragaman
yang sengaja Dia ciptakan untuk kita. Kita juga akan segera memahami bahwa
Allah memberikan semua itu dengan cara yang mudah bagi siapa saja yang
dikehendaki-Nya.
Saudara2 kita yang berkulit hitam tersebut akan berangkat,
manakala serombongan orang2 miskin bergegas mendekati mereka. Sebagian dari
orang2 yang miskin tersebut adalah anak2. Mereka mulai meminta, mengemis dan
menyatakan kesusahan2 mereka. Mereka beri tanda sedemikian rupa sehingga
siapapun akan tahu maksudnya bahwa mereka memerlukan makanan. Mereka meng-hiba2
sebagaimana anak2 manja yang meminta kepada orang tuanya.
Permintaan yang berterusan dengan nada yang memelas lambat laun
pasti akan menyentuh hati mereka yang lembut. Dan ketika hati mereka tersentuh,
seorang dari mereka mengambil sejumput uang (yang terdiri dari beberapa lembaran)
lalu diserahkannya kepada orang tempatan agar dapat dibaginya (secara adil)
kepada para pengemis tersebut. Lalu merekapun pergi.
Masalah timbul ketika uang tersebut mulai dibagikan. Nilai tiap
lembaran cukup besar dan mesti ditukar dengan recehan agar mereka semua dapat
bagian. Sebagian anak2 menjadi tidak sabar dan merebut uang kertas tersebut.
Rupanya tangan2 mereka terlalu banyak untuk satu lembar uang kertas. Mereka
berkelahi. Mereka menjadi tidak peduli dengan lawan mereka. Diantara mereka ada
anak perempuan yang juga dapat bagian dari sobekan uang tersebut. Mereka saling
memukul, menjambak dan berbagai tingkah perkelahian terjadi di depan mata.
Sebagian orang bahkan membiarkan hal ini berlangsung. Untunglah, meski agak
lambat, seorang yang sudah sepuh melerai mereka. Sulit memang, sampai akhirnya
dia buat keputusan untuk menggebuk setiap anak lelaki.
Barangkali ini suatu pelajaran yang bagus buat kita semua.
Manakala kita miskin atau manakala kita ‘terjajah’ lalu kita sama2 datang
kepada Allah. Kepada-Nya kita berdoa, meminta dengan meng-hiba2 agar Dia
memberi kekayaan kepada kita atau agar Dia memberikan ‘kekuasaan’ dan
membebaskan kita dari ‘tirani’ yang membelenggu kita. Lalu, kira2 apa jadinya
bila Dia berikan semua apa yang kita minta? Bukankah kita berkelahi satu sama
lain, sama seperti yang terjadi diantara para pengemis tadi?
Tidak ada seorangpun yang perlu kita salahkan dalam hal ini, dan
memang kita tidak layak melakukan hal itu. Kesalahan orang lain tidak dapat
diperbaiki dengan cara menyalahkan orang tersebut. Bahkan kesalahan kita
sendiri pun tidak dapat diperbaiki dengan sekedar membiarkan orang lain untuk
menyalahkan kita. Menyalahkan pihak tertentu tidak akan menghasilkan kecuali
hati yang semakin rapuh dan hati yang tidak akan tenang. Bahkan, melemparkan
sumpah serapah kepada pihak lain akan lebih menggelorakan hati yang pada
gilirannya akan menjadikan pemiliknya menderita berkepanjangan.
Sebenarnya sederhana saja. Masalah timbul karena kita belum
memiliki iman-yakin yang sempurna sebagaimana yang Allah kehendaki. Bila saja
setiap dari kita yakin akan khasanah Allah, maka kita akan tanggalkan sifat
ingin memiliki ataupun sifat mengambil dari sesama kita. Bila saja setiap dari
kita yakin akan khasanah Allah, maka kita akan selalu mengambil dari Allah dan
berakhlak sebagaimana akhlak Allah yang selalu suka dan senang memberi. Adapun
iman-yakin yang sempurna tidak akan datang kepada kita kecuali kita telah
berusaha atasnya.
Subhanallah.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar