01/08/2008

Keadaan Kita

Alhamdulillah. Suatu hari saya berkesempatan untuk berkhidmat kepada rombongan dari Nigeria. Ini satu kesempatan yang mahal. Dengannya, kita menjadi tahu bagaimana Allah yang maha agung menggerakkan dan memperjalankan hamba2 yang dicintai-Nya kemana saja, di permukaan bumi, dimana tersedia rejeki bagi mereka. Mata kita menjadi terbuka dan dapat melihat bahwa bumi ini luas dan menyediakan keanekaragaman yang sengaja Dia ciptakan untuk kita. Kita juga akan segera memahami bahwa Allah memberikan semua itu dengan cara yang mudah bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Saudara2 kita yang berkulit hitam tersebut akan berangkat, manakala serombongan orang2 miskin bergegas mendekati mereka. Sebagian dari orang2 yang miskin tersebut adalah anak2. Mereka mulai meminta, mengemis dan menyatakan kesusahan2 mereka. Mereka beri tanda sedemikian rupa sehingga siapapun akan tahu maksudnya bahwa mereka memerlukan makanan. Mereka meng-hiba2 sebagaimana anak2 manja yang meminta kepada orang tuanya.

Permintaan yang berterusan dengan nada yang memelas lambat laun pasti akan menyentuh hati mereka yang lembut. Dan ketika hati mereka tersentuh, seorang dari mereka mengambil sejumput uang (yang terdiri dari beberapa lembaran) lalu diserahkannya kepada orang tempatan agar dapat dibaginya (secara adil) kepada para pengemis tersebut. Lalu merekapun pergi.

Masalah timbul ketika uang tersebut mulai dibagikan. Nilai tiap lembaran cukup besar dan mesti ditukar dengan recehan agar mereka semua dapat bagian. Sebagian anak2 menjadi tidak sabar dan merebut uang kertas tersebut. Rupanya tangan2 mereka terlalu banyak untuk satu lembar uang kertas. Mereka berkelahi. Mereka menjadi tidak peduli dengan lawan mereka. Diantara mereka ada anak perempuan yang juga dapat bagian dari sobekan uang tersebut. Mereka saling memukul, menjambak dan berbagai tingkah perkelahian terjadi di depan mata. Sebagian orang bahkan membiarkan hal ini berlangsung. Untunglah, meski agak lambat, seorang yang sudah sepuh melerai mereka. Sulit memang, sampai akhirnya dia buat keputusan untuk menggebuk setiap anak lelaki.

Barangkali ini suatu pelajaran yang bagus buat kita semua. Manakala kita miskin atau manakala kita ‘terjajah’ lalu kita sama2 datang kepada Allah. Kepada-Nya kita berdoa, meminta dengan meng-hiba2 agar Dia memberi kekayaan kepada kita atau agar Dia memberikan ‘kekuasaan’ dan membebaskan kita dari ‘tirani’ yang membelenggu kita. Lalu, kira2 apa jadinya bila Dia berikan semua apa yang kita minta? Bukankah kita berkelahi satu sama lain, sama seperti yang terjadi diantara para pengemis tadi?

Tidak ada seorangpun yang perlu kita salahkan dalam hal ini, dan memang kita tidak layak melakukan hal itu. Kesalahan orang lain tidak dapat diperbaiki dengan cara menyalahkan orang tersebut. Bahkan kesalahan kita sendiri pun tidak dapat diperbaiki dengan sekedar membiarkan orang lain untuk menyalahkan kita. Menyalahkan pihak tertentu tidak akan menghasilkan kecuali hati yang semakin rapuh dan hati yang tidak akan tenang. Bahkan, melemparkan sumpah serapah kepada pihak lain akan lebih menggelorakan hati yang pada gilirannya akan menjadikan pemiliknya menderita berkepanjangan.

Sebenarnya sederhana saja. Masalah timbul karena kita belum memiliki iman-yakin yang sempurna sebagaimana yang Allah kehendaki. Bila saja setiap dari kita yakin akan khasanah Allah, maka kita akan tanggalkan sifat ingin memiliki ataupun sifat mengambil dari sesama kita. Bila saja setiap dari kita yakin akan khasanah Allah, maka kita akan selalu mengambil dari Allah dan berakhlak sebagaimana akhlak Allah yang selalu suka dan senang memberi. Adapun iman-yakin yang sempurna tidak akan datang kepada kita kecuali kita telah berusaha atasnya.

Subhanallah. 

Tidak ada komentar:

Doa Jodoh

Alhamdulillah. Nabi Musa (as) berdoa, "Robbi innii limaa anzalta ilayya min khairin faqier." Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhny...