14/12/2007

Istri Kita Ada Disamping Kita

Alhamdulillah. Salah satu bentuk kebahagiaan yang sudah selayaknya dinikmati dan disyukuri adalah bahwa Allah swt memberi kita istri dari jenis kita sendiri. Dia tidak menyeramkan dan tidak pula menakutkan, bahkan kita cenderung menjadi tenang dan tenteram dengan keberadaannya di samping kita. Pasangan yang Allah telah tentukan menjadi istri kita adalah jodoh yang paling sesuai bagi-Nya yang Dia pilih sendiri buat kita. Sudah semestinya kita menyadarinya bahwa dia sederajat dengan kita dalam pandangan Allah, utamanya dalam kesempatan untuk memperoleh nilai-nilai dan ganjaran di sisi-Nya. Dialah orang yang mestinya akan berada satu 'kelas' dan duduk bersama kita di akhirat kelak.

Maka tidak ada alasan untuk tidak bersyukur kepada-Nya ketika kita menyadari bahwa pada kenyataannya istri kita hanya memberikan kecantikannya buat kita. Atau kita menyadari bahwa istri kita memiliki lisan yang sangat lancar bertutur-kata namun dia juga menyimpan kecintaan yang banyak untuk sang suami, sehingga terkadang orang lain heran kenapa kita betah berlama-lama di dekatnya. Atau istri yang kita miliki tidak cantik, akan tetapi setiap pandangan kita yang jatuh kepadanya selalunya tidak kembali kecuali dengan membawa hasrat untuk lebih merapatkan badan ini kepadanya. Atau istri yang tidak punya ambisi kecuali menjadikan kita rajanya dan tidak punya kata-kata kecuali untuk mengutarakan berbagai bentuk ketaatannya kepada kita. Atau ketika kita menyadari bahwa istri kita adalah seorang yang mau menang sendiri akan tetapi pada saat yang sama Allah swt berikan kepada kita sebentuk kesabaran khusus untuk menghadapinya.

Ada masanya kita dapatkan bahwa sang istri tidak seperti harapan kita atau seperti yang kita bayangkan sebelum pernikahan. Adakalanya istri kita berbeda jauh dengan model-model ideal yang kita simpan dalam ingatan kita. Atau adakalanya dia termasuk seorang yang gemar merengek, gemar mengadu, gemar mengeluh atau gemar belanja atau juga seorang peniru yang sempurna dari lakon-lakon sandiwara yang ditontonnya. Bila kita menghadapi keadaan ini atau perjalanan kita sampai pada tahap ini, yang mana seolah-olah tidak ada kecocokan antara kita dengannya, hendaknya kita tidak terlalu cepat menyimpulkan, juga hendaknya tidak cepat-cepat menuduh bahwa istri kita adalah seorang yang berengsek. Hendaknya kita ingat bahwa selama ini dia hidup bersama kita. Dia ada di samping kita. Dia terbentuk sedemikian rupa karena kita ada di sampingnya. Sesungguhnya dia dapat merupakan cermin yang sebenarnya tentang bagaimana diri kita.

Istri kita, dia berada di samping kita. Kita melihat bagaimana dengan segala kelemahannya, dia tekun dan tulus dalam menunaikan berbagai kewajibannya sebagai seorang istri. Dia menyediakan makanan  yang menyukakan kita, padahal dengan berbagai alasan kita mencoba menghindari mengolahnya sendiri. Dia mencucikan dan merapikan baju kita yang karenanya, tangannya terkadang menjadi kasar bahkan menjadi jelek dengan kutu air. Dengan versinya, dia juga menjaga agar kita nampak mulia dan berwibawa dalam pandangan orang di sekitar kita. Dia juga mengurus anak-anak kita, memandikan dan membersihkannya. Adakalanya dia terpaksa berteriak kepada mereka yang membuat telinga yang mendengarnya hampir-hampir pecah dibuatnya. Dia melakukan semua itu seolah tanpa beban. Dia melakukan semua itu dengan satu harapan saja, bahwa dia dapat bertindak sebagaimana layaknya seorang istri di depan kita.

Sahabat, tidak ada sesuatu yang dapat mendatangkan lebih banyak kebaikan selain takut yang benar kepada Allah. Rasa takut kita kepada Allah dalam memperlakukan istri atau dalam berhubungan dengannya, niscaya akan menarik rahmat-Nya dan akan menurunkan jalan-jalan petunjuk dari-Nya. Takut kepada Allah dalam menjalani hari-hari yang kita lalui bersama istri kita, tidak akan menimbulkan kecuali suasana dan keadaan yang penuh sakinah. Kedekatannya kepada kita di dunia ini tentu akan menjadi semacam tali yang mengikat kita hingga ke akhirat kelak. Bila sang istri tidak dapat menjadikan kita ahli surga, tentu dia akan menyeret kita ke dalam neraka jahanam. Sungguh, istri kita memiliki andil yang besar untuk menentukan bentuk kepemilikan kita di akhirat kelak. Dia mempunyai saham untuk menjadikan kita seorang ahli surga atau ahli neraka.

Kehati-hatian yang tidak kelewat batas, selamanya akan membawa kita kepada kebaikan. Demikian pula dalam kaitannya dengan istri kita. Bila kebersamaannya dengan kita di dunia ini tidak menjadikan kita mudah untuk mengamalkan agama atau untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya, tentu hal ini akan berarti bahwa kita bersiap sedia untuk menyesal selama-lamanya. Akan tetapi penyesalan kita di akhirat tidak akan berguna sama sekali. Bila saja sang istri yang acapkali kita dekap tidak memberi peluang bagi kita untuk bermaksiat, tentu dekapan itu akan merupakan ikatan yang teguh yang dapat menghindarkan kita dari dosa. Padahal barang siapa yang dapat menghindari perbuatan dosa, dia akan memiliki harapan untuk mendapat ampunan dari yang maha pemberi ampun.

Subhanallah. 

Tidak ada komentar:

Doa Jodoh

Alhamdulillah. Nabi Musa (as) berdoa, "Robbi innii limaa anzalta ilayya min khairin faqier." Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhny...