Subhanallah. Tidak ada kata terlambat buat setiap usaha untuk
memperbaiki keadaan kita. Dan memang kita tidak akan pernah terlalu terlambat
untuk memulai lagi setiap perbaikan dalam menjadikan keluarga kita bahagia.
Sudah semestinya kita tidak perlu memiliki kata2 'terlanjur salah langkah'
untuk menjadikan istri kita sedap dipandang. Masih banyak pintu yang boleh kita
lalui untuk mengeluarkan kita dari masalah2 genting yang boleh jadi mengerubuti
kita hari ini. Ingat saja, karena tujuan kita adalah kebahagiaan yang hakiki di
akhirat, maka bila ternyata usaha kita tidak sampai pada tahap kesempurnaan,
misalnya karena usia kita keburu habis, tentu Allah yang pengasih dan penyayang
akan menyempurnakannya buat kita. Yang jelas, Dia akan memasukkan kita ke dalam
kelompok orang2 yang berbahagia sesuai dengan apa yang kita coba raih di dunia
ini.
Menurut riwayatnya, pada awalnya wanita diciptakan dari tulang
rusuk lelaki pertama, Adam as. Manakala dia hadir sebagai manusia yang sempurna
di samping kita, tidak selayaknya kita biarkan 'tulang rusuk' itu tetap
bengkok. Pada kenyataannya, usaha ini sungguh sulit dan kita tidak tahu secara
pasti bagaimana meluruskan 'tulang rusuk' supaya tidak bengkok. Bila usaha kita
terlalu keras, boleh jadi, dia akan patah. Bila usaha kita terlalu lemah, dia
akan tetap seperti bentuknya. Untung saja Allah swt yang sangat tahu akan
ketidakmampuan kita, telah menurunkan contoh dan solusi yang jelas dalam hal
ini. Lihatlah bagaimana Nabi Muhammad (saw) dengan segala kesederhanaannya dan
dengan berbagai ragam karakter istrinya, telah merasakan bagaimana menikmati
istri. Tidak akan terkeluar perkataan 'Rumahku Surgaku', kecuali benar-benar
beliau merasakan kebahagiaan dalam rumahnya tangganya.
Sudah sampaikah berita dari Rasulullah (saw), bagaimana hendaknya
kita berlaku terhadap istri kita? Sebagaimana kita mempunyai hak atas isteri
kita, dia juga mempunyai hak atas kita. Sekiranya dia menyempurnakan hak kita,
maka dia juga berhak untuk diberi perhatian, makan dan pakaian dalam suasana
kasih sayang. Sudah layak dan sepantasnya kita melayani dia dengan baik dan
berlemah lembut terhadapnya. kerana sesungguhnya dia adalah teman sekaligus
pembantu kita yang setia. Sedangkan hak kita atasnya adalah dia sama sekali
tidak boleh memasukkan orang yang kita tidak sukai ke dalam rumah kita dan
dilarang melakukan zina.
Pernahkah kita perhatikan apa yang berlaku pada istri kita untuk
satu tindakan kita yang positif terhadapnya? Percayalah, bahwa sedikit pujian
yang tulus dari kita untuk satu perbuatannya dalam berkhidmat kepada kita akan
menghilangkan seluruh kelelahannya. Sedikit senyuman kepadanya akan mengusir
seluruh kesal dan kejemuannya yang mungkin bertumpuk pada hari-harinya. Sejurus
pandangan kita yang bersih ke matanya akan menjadikan dia lebih merendah lagi
kepada kita. Apa2 yang kita berikan kepadanya dengan kasih sayang akan membuat
dia selalu berusaha menciptakan hari2 yang indah buat kita. Dan bahwa sedikit
kebaikan tingkah laku kita sudah cukup baginya untuk memperlihatkan kepada kita
bahwa dia adalah seorang yang lemah yang mengharapkan perlindungan kita.
Ketika kesibukan kita (juga dalam usaha agama atau dakwah) begitu
banyak menyita waktu untuk bersamanya, tentu akan timbul ke permukaan
masalah-masalah yang berkaitan dengan hilangnya waktu itu. Rutinitas kita di
luar jangkauan pandang istri kita, tentu akan menumbuhkan prasangka yang tidak
baik baginya. Bila hal ini yang terjadi, sebenarnya dia tidak salah (100%),
karena kita telah menempatkan diri kita pada tempat yang menjadikannya
demikian. Kita tidak (belum) melibatkannya dalam kegiatan yang seharusnya juga
merupakan bagian dari misi hidupnya. Ketidaktahuan atau ketidak-pahamannya akan
menjadi semacam ladang bagi tumbuhnya berbagai semak belukar yang pada
gilirannya akan menyusahkan kita.
Dalam kondisi seperti ini, saat satu dan yang lain saling tuding,
kita justru akan terjebak kepada kondisi yang lebih buruk lagi. Bila kita punya
satu kata untuk satu ungkapan, boleh jadi istri memiliki lebih banyak lagi
kata2. Dan belajar dari pengalaman kita sendiri, pertengkaran tidak pernah
dapat menyelesaikan masalah kita. Pada situasi begini alangkah bijaknya bila kita
mau belajar dari bayi. Berlaku seperti seorang bayi yang lucu dan menyenangkan,
tidak akan mendatangkan kerugian sedikitpun buat kita. Dan sudah selayaknya
kita berlaku seperti seorang bayi terhadap keluarga kita, meskipun kita adalah seorang lelaki yang sejati. Bayi
tidak pernah marah dengan kata-kata yang pedas atau kotor, karena memang
demikian tabiatnya. Akan tetapi bila dia memerlukan sesuatu, keinginannya akan
segera dipenuhi.
Sebenarnya kita tidak akan mempunyai masalah yang besar atas
hilangnya waktu ini, bila saja kita arif memanfaatkan kebersamaan dengannya.
Bila kita hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk bersamanya, yakini saja
bahwa sedikit waktu yang kita miliki tersebut sangat mahal harganya. Kebaikan
yang boleh kita dapatkan dari keadaan ini bergantung kepada bagaimana kita
menghargai waktu yang sangat mahal ini. Perlu diingat bahwa kemuliaan seseorang
juga terletak pada sikapnya dalam menghadapi keadaan ini.
Usaha perbaikan yang dapat kita lakukan pada dasarnya adalah untuk
kebaikan kita juga. Istri kita bukanlah seorang malaikat. Dia manusia biasa
seperti kita yang dapat lupa atau salah. Barangkali juga sudah saatnya kita
bersikap merendah kepada orang2 tua kita yang lebih banyak pengalamannya, lebih
baik ilmunya, lebih tegar dan lebih arif dalam bersikap serta lebih kokoh
menghadapi beraneka badai kehidupan.
Berikut ini nasehat mereka kepada kita, agar usaha perbaikan yang
kita buat tidak membuahkan kecuali kebahagiaan yang dapat kita rasakan selagi
di dunia dan akan kita petik lebih banyak lagi di akhirat kelak:
- Penuhi
hak keluarga sesuai dengan kemampuan kita. Dengan melatih hidup sederhana
sekaligus menyederhanakan segala sesuatu yang berkenaan dengan keperluan
keluarga. Hal demikian akan menjadikan seolah pendapatan kita berlebih.
Bila pendapat kita memang minim, tidak membutuhkan sesuatu adalah satu
bentuk kekayaan yang kita miliki.
- Menyayangi
anak-anak kita di depan istri. Sudah menjadi tabiat seorang ibu yang punya
kasih-sayang yang lebih baik dari kita terhadap anak-anaknya. Sebentuk
perhatian semisal senyum atau nasehat yang teduh kepada anak2 kita yang
tidak dapat diwakilkan oleh istri kita, biasanya akan menutupi
lubang-lubang dalam hubungan kebersamaan ini.
- Bawa
istri jalan2. Yang ini tidak sekedar keluar dari rumah untuk kembali tanpa
perbincangan. Jalan-jalan dengan cara yang murah, berjalan kaki yang
dengannya kita dapat bincang2 dalam suasana santai, yang dengannya dapat
kita bergandeng tangan (dengan cara yang sopan). Kesan indah biasanya
melekat di hati istri untuk masa seminggu atau sebulan berikutnya.
- Puji
masakannya bila pantas dipuji dan tidak mencaci bila ada yang salah.
Sebenarnya sudah cukup buat kita untuk berterima kasih atas makanan atau
minuman minimal yang kita perlukan agar kita tetap hidup. Bila istri kita
membuatnya lebih baik, lebih banyak atau lebih sedap dari kebutuhan
minimal kita, kenapa kita sembunyikan pujian buatnya? Bila dia memuji
Allah atas pujian kita, secara tidak langsung ini akan berarti kita
memuji-Nya juga.
- Puji
bila nampak kebaikannya. Apa yang dia buat kemudian kita membenarkannya
dan dia senang melakukannya karena kita memujinya, lambat laun perkara itu
akan menjadi kebiasaannya, yang tentu saja kita akan menikmatinya.
- Cerita
di malam hari. Adakalanya kita menyadari bahwa kita benar2 'tidak punya'
waktu di rumah karena kesibukan kita. Bila hal ini terjadi, jangan buang
kesempatan untuk sedikit mengobrol sebelum tidur. Meski kita terlalu
penat, buat se-olah2 mata ini siap untuk menemaninya. Jangan khawatir,
biasanya istri kita punya banyak bahan cerita. Sederhana saja, dia mau
agar kita mendengarnya.
- Beri
hadiah. Selama ini kita sering berfikir bahwa hadiah pantas diberikan
kepada orang yang berjasa atau punya kelebihan yang kita patut
menghargainya. Kalau kita mau menghitungnya, istri kita sudah tentu patut
mendapatkannya. Berikan saja hadiah itu kepadanya dan kita akan melihat
apa yang berlaku kemudian.
- Hias
diri kita buatnya. Dia telah menjaga auratnya sedemikian rupa sehingga
hanya kita yang menikmatinya. Supaya ada keseimbangan, hendaknya kita juga
menjaga penampilan buatnya. Bila kita tidak menyukai sesuatu yang busuk
atau kusut, tentunya hal ini juga berlaku padanya.
- Jaga
akhlak. Akhlak yang baik selamanya akan membawa keberuntungan. Bila akhlak
kita sebagaimana Allah menghendakinya, tentu saja kita akan laksana cahaya
yang menerangi seluruh anggota keluarga. Padahal bila anggota keluarga
kita mendapat cahaya itu, mereka akan memantulkannya lebih jauh lagi.
- Doa
buat istri. Kita selalu berharap supaya kita dikumpulkan sebagaimana
keluarga Rasulullah dikumpulkan. Dan doa kita kepada Allah buat kebaikan
istri kita selalunya tidak kembali kecuali membawa kebaikan yang lebih
besar lagi.
Subhanallah.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar