28/12/2007

Istri dan Usaha Perbaikan


Subhanallah. Tidak ada kata terlambat buat setiap usaha untuk memperbaiki keadaan kita. Dan memang kita tidak akan pernah terlalu terlambat untuk memulai lagi setiap perbaikan dalam menjadikan keluarga kita bahagia. Sudah semestinya kita tidak perlu memiliki kata2 'terlanjur salah langkah' untuk menjadikan istri kita sedap dipandang. Masih banyak pintu yang boleh kita lalui untuk mengeluarkan kita dari masalah2 genting yang boleh jadi mengerubuti kita hari ini. Ingat saja, karena tujuan kita adalah kebahagiaan yang hakiki di akhirat, maka bila ternyata usaha kita tidak sampai pada tahap kesempurnaan, misalnya karena usia kita keburu habis, tentu Allah yang pengasih dan penyayang akan menyempurnakannya buat kita. Yang jelas, Dia akan memasukkan kita ke dalam kelompok orang2 yang berbahagia sesuai dengan apa yang kita coba raih di dunia ini.

Menurut riwayatnya, pada awalnya wanita diciptakan dari tulang rusuk lelaki pertama, Adam as. Manakala dia hadir sebagai manusia yang sempurna di samping kita, tidak selayaknya kita biarkan 'tulang rusuk' itu tetap bengkok. Pada kenyataannya, usaha ini sungguh sulit dan kita tidak tahu secara pasti bagaimana meluruskan 'tulang rusuk' supaya tidak bengkok. Bila usaha kita terlalu keras, boleh jadi, dia akan patah. Bila usaha kita terlalu lemah, dia akan tetap seperti bentuknya. Untung saja Allah swt yang sangat tahu akan ketidakmampuan kita, telah menurunkan contoh dan solusi yang jelas dalam hal ini. Lihatlah bagaimana Nabi Muhammad (saw) dengan segala kesederhanaannya dan dengan berbagai ragam karakter istrinya, telah merasakan bagaimana menikmati istri. Tidak akan terkeluar perkataan 'Rumahku Surgaku', kecuali benar-benar beliau merasakan kebahagiaan dalam rumahnya tangganya.

Sudah sampaikah berita dari Rasulullah (saw), bagaimana hendaknya kita berlaku terhadap istri kita? Sebagaimana kita mempunyai hak atas isteri kita, dia juga mempunyai hak atas kita. Sekiranya dia menyempurnakan hak kita, maka dia juga berhak untuk diberi perhatian, makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang. Sudah layak dan sepantasnya kita melayani dia dengan baik dan berlemah lembut terhadapnya. kerana sesungguhnya dia adalah teman sekaligus pembantu kita yang setia. Sedangkan hak kita atasnya adalah dia sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kita tidak sukai ke dalam rumah kita dan dilarang melakukan zina.

Pernahkah kita perhatikan apa yang berlaku pada istri kita untuk satu tindakan kita yang positif terhadapnya? Percayalah, bahwa sedikit pujian yang tulus dari kita untuk satu perbuatannya dalam berkhidmat kepada kita akan menghilangkan seluruh kelelahannya. Sedikit senyuman kepadanya akan mengusir seluruh kesal dan kejemuannya yang mungkin bertumpuk pada hari-harinya. Sejurus pandangan kita yang bersih ke matanya akan menjadikan dia lebih merendah lagi kepada kita. Apa2 yang kita berikan kepadanya dengan kasih sayang akan membuat dia selalu berusaha menciptakan hari2 yang indah buat kita. Dan bahwa sedikit kebaikan tingkah laku kita sudah cukup baginya untuk memperlihatkan kepada kita bahwa dia adalah seorang yang lemah yang mengharapkan perlindungan kita.

Ketika kesibukan kita (juga dalam usaha agama atau dakwah) begitu banyak menyita waktu untuk bersamanya, tentu akan timbul ke permukaan masalah-masalah yang berkaitan dengan hilangnya waktu itu. Rutinitas kita di luar jangkauan pandang istri kita, tentu akan menumbuhkan prasangka yang tidak baik baginya. Bila hal ini yang terjadi, sebenarnya dia tidak salah (100%), karena kita telah menempatkan diri kita pada tempat yang menjadikannya demikian. Kita tidak (belum) melibatkannya dalam kegiatan yang seharusnya juga merupakan bagian dari misi hidupnya. Ketidaktahuan atau ketidak-pahamannya akan menjadi semacam ladang bagi tumbuhnya berbagai semak belukar yang pada gilirannya akan menyusahkan kita.

Dalam kondisi seperti ini, saat satu dan yang lain saling tuding, kita justru akan terjebak kepada kondisi yang lebih buruk lagi. Bila kita punya satu kata untuk satu ungkapan, boleh jadi istri memiliki lebih banyak lagi kata2. Dan belajar dari pengalaman kita sendiri, pertengkaran tidak pernah dapat menyelesaikan masalah kita. Pada situasi begini alangkah bijaknya bila kita mau belajar dari bayi. Berlaku seperti seorang bayi yang lucu dan menyenangkan, tidak akan mendatangkan kerugian sedikitpun buat kita. Dan sudah selayaknya kita berlaku seperti seorang bayi terhadap keluarga kita, meskipun  kita adalah seorang lelaki yang sejati. Bayi tidak pernah marah dengan kata-kata yang pedas atau kotor, karena memang demikian tabiatnya. Akan tetapi bila dia memerlukan sesuatu, keinginannya akan segera dipenuhi.

Sebenarnya kita tidak akan mempunyai masalah yang besar atas hilangnya waktu ini, bila saja kita arif memanfaatkan kebersamaan dengannya. Bila kita hanya mempunyai sedikit kesempatan untuk bersamanya, yakini saja bahwa sedikit waktu yang kita miliki tersebut sangat mahal harganya. Kebaikan yang boleh kita dapatkan dari keadaan ini bergantung kepada bagaimana kita menghargai waktu yang sangat mahal ini. Perlu diingat bahwa kemuliaan seseorang juga terletak pada sikapnya dalam menghadapi keadaan ini.

Usaha perbaikan yang dapat kita lakukan pada dasarnya adalah untuk kebaikan kita juga. Istri kita bukanlah seorang malaikat. Dia manusia biasa seperti kita yang dapat lupa atau salah. Barangkali juga sudah saatnya kita bersikap merendah kepada orang2 tua kita yang lebih banyak pengalamannya, lebih baik ilmunya, lebih tegar dan lebih arif dalam bersikap serta lebih kokoh menghadapi beraneka badai kehidupan.

Berikut ini nasehat mereka kepada kita, agar usaha perbaikan yang kita buat tidak membuahkan kecuali kebahagiaan yang dapat kita rasakan selagi di dunia dan akan kita petik lebih banyak lagi di akhirat kelak:
  1. Penuhi hak keluarga sesuai dengan kemampuan kita. Dengan melatih hidup sederhana sekaligus menyederhanakan segala sesuatu yang berkenaan dengan keperluan keluarga. Hal demikian akan menjadikan seolah pendapatan kita berlebih. Bila pendapat kita memang minim, tidak membutuhkan sesuatu adalah satu bentuk kekayaan yang kita miliki.
  2. Menyayangi anak-anak kita di depan istri. Sudah menjadi tabiat seorang ibu yang punya kasih-sayang yang lebih baik dari kita terhadap anak-anaknya. Sebentuk perhatian semisal senyum atau nasehat yang teduh kepada anak2 kita yang tidak dapat diwakilkan oleh istri kita, biasanya akan menutupi lubang-lubang dalam hubungan kebersamaan ini.
  3. Bawa istri jalan2. Yang ini tidak sekedar keluar dari rumah untuk kembali tanpa perbincangan. Jalan-jalan dengan cara yang murah, berjalan kaki yang dengannya kita dapat bincang2 dalam suasana santai, yang dengannya dapat kita bergandeng tangan (dengan cara yang sopan). Kesan indah biasanya melekat di hati istri untuk masa seminggu atau sebulan berikutnya.
  4. Puji masakannya bila pantas dipuji dan tidak mencaci bila ada yang salah. Sebenarnya sudah cukup buat kita untuk berterima kasih atas makanan atau minuman minimal yang kita perlukan agar kita tetap hidup. Bila istri kita membuatnya lebih baik, lebih banyak atau lebih sedap dari kebutuhan minimal kita, kenapa kita sembunyikan pujian buatnya? Bila dia memuji Allah atas pujian kita, secara tidak langsung ini akan berarti kita memuji-Nya juga.
  5. Puji bila nampak kebaikannya. Apa yang dia buat kemudian kita membenarkannya dan dia senang melakukannya karena kita memujinya, lambat laun perkara itu akan menjadi kebiasaannya, yang tentu saja kita akan menikmatinya.
  6. Cerita di malam hari. Adakalanya kita menyadari bahwa kita benar2 'tidak punya' waktu di rumah karena kesibukan kita. Bila hal ini terjadi, jangan buang kesempatan untuk sedikit mengobrol sebelum tidur. Meski kita terlalu penat, buat se-olah2 mata ini siap untuk menemaninya. Jangan khawatir, biasanya istri kita punya banyak bahan cerita. Sederhana saja, dia mau agar kita mendengarnya.
  7. Beri hadiah. Selama ini kita sering berfikir bahwa hadiah pantas diberikan kepada orang yang berjasa atau punya kelebihan yang kita patut menghargainya. Kalau kita mau menghitungnya, istri kita sudah tentu patut mendapatkannya. Berikan saja hadiah itu kepadanya dan kita akan melihat apa yang berlaku kemudian.
  8. Hias diri kita buatnya. Dia telah menjaga auratnya sedemikian rupa sehingga hanya kita yang menikmatinya. Supaya ada keseimbangan, hendaknya kita juga menjaga penampilan buatnya. Bila kita tidak menyukai sesuatu yang busuk atau kusut, tentunya hal ini juga berlaku padanya.
  9. Jaga akhlak. Akhlak yang baik selamanya akan membawa keberuntungan. Bila akhlak kita sebagaimana Allah menghendakinya, tentu saja kita akan laksana cahaya yang menerangi seluruh anggota keluarga. Padahal bila anggota keluarga kita mendapat cahaya itu, mereka akan memantulkannya lebih jauh lagi.
  10. Doa buat istri. Kita selalu berharap supaya kita dikumpulkan sebagaimana keluarga Rasulullah dikumpulkan. Dan doa kita kepada Allah buat kebaikan istri kita selalunya tidak kembali kecuali membawa kebaikan yang lebih besar lagi.
Subhanallah.

Tidak ada komentar:

Doa Jodoh

Alhamdulillah. Nabi Musa (as) berdoa, "Robbi innii limaa anzalta ilayya min khairin faqier." Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhny...