01/12/2008

Mencintai Mereka

Lewat bilangan hari yang panjang, kita telah berdoa dan memohon kepada Allah yang maha tinggi agar hari itu sampai, yakni ketika Dia memberi kesempatan, kekuatan dan kemampuan kepada kita untuk berkhidmat kepada orang2 yang dicintai-Nya. Dan ketika permohonan seperti ini layak untuk dikabulkan-Nya, maka kita akan pergi kemana saja dimana perkhidmatan dapat kita lakukan tanpa satupun halangan yang berarti.

Mencintai orang2 yang dicintai Allah adalah bagian dari kecintaan kita kepada Allah. Dapat berkhidmat kepada mereka yang dicintai Allah adalah sungguh menguntungkan pelakunya, siapapun dia. Secara zhahir kita memang lelah, akan tetapi kelelahan2 semacam ini pasti akan Allah ganti dengan kebaikan2 yang dapat kita rasakan sesudah kita berkhidmat kepada mereka.

Lalu bagaimana kita tahu sosok2 yang dicintai Allah? Kita sememangnya tidak mengetahui apa2, kecuali apa saja yang sudah diterangkan atau dijelaskan-Nya kepada kita. Allah-lah yang mengetahui apa saja yang tidak diketahui oleh makhluk2-Nya. Dia bahkan mengetahui sebelum adanya yang disebut sesuatu. Untuk itu memohon kepada Allah yang maha tahu, meski untuk satu pengetahuan, tidak akan menambah kecuali kita akan memiliki pengetahuan itu. Dan bila kita memohon kepada Allah untuk mengetahui siapa2 saja yang dicintai-Nya, maka Dia sendiri akan menyelipkan kepahaman kepada kita. Hati kita menyimpulkan demikian, manakala kita berhadapan dengan mereka.

Mungkin agak sulit untuk diungkapkan, karena mereka adalah orang2 yang sama seperti kita dalam kesehariannya. Di antara mereka ada yang muda dan ada yang tua. Ada yang kaya, ada pula yang miskin. Ada yang terpelajar, ada pula yang tidak. Ada yang berkedudukan, ada pula yang berasal dari kelas bawah. Ada yang sopan, ada pula yang (se-olah2) tidak santun. Ada yang lembut dan pemaaf, ada pula yang se-akan2 kasar dan pemarah. Kita dihadapkan kepada mereka yang memiliki ber-macam2 tabiat dan perilaku. Namun demikian, hati kita akan 'mendengar' bisikan bahwa mereka adalah orang2 yang dicintai Allah. Hanya satu tanda bagi kita untuk mengenali mereka, yakni bahwa kita sedang berkhidamat kepada mereka.

Banyak keadaan dimana kesalahpahaman2 kecil menjadikan kita berkelahi. Kita juga mengetahui bahwa seringkali niat baik kita tidak selalu dibalas dengan cara yang baik. Hal ini berlaku, tidak saja karena ketidaktahuan mereka cara untuk membalas budi, tetapi termasuk di dalamnya adalah kebodohan kita dalam mewujudkan niat yang baik. Bila kita cukup cerdas secara emosi, maka malapetaka tidak akan pernah mau mengikuti perselisihan diantara kita. Hanya mereka yang segera memohon maaf atau memberi kemaafan yang dapat mengenakan busana sebagaimana yang dimiliki dan dikenakan Allah yang maha pemaaf.

Mereka yang kerapkali berbuat dosa, seringkali kita dapatkan bahwa Allah masih melindunginya. Allah terlalu lembut untuk tidak mengasihi ciptaan-Nya sendiri. Lalu, bagaimana pula bila orang tersebut mencintai Allah dengan segenap jiwa raganya, dia selalu memuji Allah dengan ucapan2-nya, dia selalu membela Allah dengan hartanya, dia selalu mengingat Allah dengan waktunya, dia selalu membantu Allah dengan fikirnya atau dia selalu memuliakan Allah dengan kemampuannya? Pasti dan pasti, Allah akan mencintainya.
Ini adalah bagian dari perkara hikmah. Barangkali karena kita belum memilikinya, maka kesalahpahaman2 acapkali timbul di antara kita. Bahkan, karena ketiadaan hikmah, kita seringkali jatuh kedalam kehinaan hanya ‘gara2’ kita merendahkan saudara kita sendiri. Sesungguhnya hikmah adalah milik orang2 yang beriman. Maka barang siapa yang menemukannya, dialah yang paling berhak untuk memilikinya.

Subhanallah
*

Tidak ada komentar:

Doa Jodoh

Alhamdulillah. Nabi Musa (as) berdoa, "Robbi innii limaa anzalta ilayya min khairin faqier." Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhny...