29/12/2008

Bersyukur kepada Allah

Kita bersyukur kepada Allah yang maha memelihara. Kita bersyukur dengan apa saja yang Dia berikan kepada kita. Dia maha adil dalam memelihara apa saja yang telah selesai diciptakan-Nya. Dia maha

bijaksana dalam memberi kepada siapapun yang berada dalam pemeliharaan-Nya. Dia memberi sesuatu begitu banyak kepada sebagian orang dan memberi sedikit kepada sebagian lainnya. Dia memberikan kadar2 tertentu diluar daya jangkau manusia dan membagikannya jauh diatas standard manusia.

Kita bersyukur kepada Allah atas apa saja yang Dia ciptakan agar kita menikmatinya. Kita bersyukur kepada Allah atas segala suasana dan keadaan meskipun hal itu (se-olah2) tidak berpihak kepada kita. Kita bersyukur kepada Allah atas keadaan tenteram-sejahtera yang meliputi kita. Kita bersyukur kepada Allah juga atas suasana resah-gelisah yang membelenggu sebagian dari kita. Kita bersyukur kepada Allah atas suasana perang atau damai yang Dia turunkan kepada kita. Kita bersyukur kepada Allah karena Dialah yang paling layak untuk kita syukuri.

Dalam keadaan damai, tenteram dan sejahtera, kita dapat mengumpulkan bekal se-banyak2-nya melalui amalan2 sebagaimana Rasulullah dan sahabat2-nya melakukannya pada saat mereka dalam keadaan seperti itu. Dan Allah yang maha mensyukuri pasti akan memberikan balasan yang sempurna atas ‘kerja’ yang dapat ditunaikan hamba-Nya. Dia mensyukuri hamba-Nya bahkan dengan memberinya barakah dan kebaikan lain yang menjadikan sang hamba tersebut semakin kaya dengan amalan2 yang menyukakan-Nya. Bila seorang hamba bersyukur kepada-Nya, maka Dia akan lebih 'bersyukur' lagi kepadanya.

Dalam keadaan perang, resah dan gelisah, kita juga dapat mengumpulkan bekal se-banyak2-nya melalui amalan2 sebagaimana Rasulullah dan sahabat2-nya mencontohkannya pada saat mereka dalam keadaan seperti itu. Dan Allah yang maha mensyukuri pasti akan memberikan balasan yang sempurna atas ‘kerja’ yang dapat ditunaikan hamba-Nya. Dia mensyukuri hamba-Nya bahkan dengan memberinya barakah dan kebaikan lain yang menjadikan sang hamba tersebut semakin kaya dengan amalan2 yang menyukakan-Nya. Bila seorang hamba bersyukur kepada-Nya, maka Dia akan lebih 'bersyukur' lagi kepadanya.

Allah selalu melipat-gandakan balasan bagi setiap amalan yang ikhlas, yakni yang ditujukan hanya untuk-Nya saja. Dan Dia tidak pernah merasa khawatir sedikitpun akan berkurangnya khasanah milik-Nya. Khasanah-Nya tidak akan pernah berkurang meskipun Dia tunaikan hajat dan keperluan seluruh jin dan manusia. Dia maha agung dan maha kaya lagi maha memberi kekayaan. Maka, tidak layak buat seorang hamba yang memiliki sesuatu secara terbatas merasa khawatir terhadap khasanah-Nya.

Untuk itu, pertanyaan kita yang paling layak diajukan tiap kali kita berniat untuk melakukan suatu amal adalah: Apa kehendak Allah atasnya dan bagaimana cara Rasul-Nya (dan sahabat2-nya) menunaikannya? Hanya dengan cara seperti itulah kita akan mempunyai harapan yang besar untuk masuk ke dalam golongan mereka yang bersyukur kepada Allah. Dan kita berusaha agar apa yang kita buat selalu mengikuti standar Rasulullah saw dan sahabat2-Nya. Kita yakin bahwa hanya dengan cara seperti itulah, maka amalan2 yang kita buat ada nilainya di sisi Allah.

Selanjutnya, kita berusaha pada bidang2 yang memang Dia menghendakinya agar kita ada di sana. Kita berusaha lagi dan lagi dengan yakin yang pasti bahwa Dia sangat pemurah dan sangat mengasihani hamba2-Nya. Kita yakin bahwa Dia pasti akan membalas setiap kebaikan dengan nilai yang berlipat ganda, sama saja apakah kita menginginkan balasannya ataupun tidak. Dia sudah berjanji dan Dia adalah se-baik2 yang dapat memenuhi janji.

Subhanallah
*

15/12/2008

Saudara Palestina

Selama beberapa hari saya berkesempatan menjadi dekat dengan 3 orang Palestina (mereka menggunakan paspor Israel) yang berkunjung ke Mimburi, Bangkok. Hubungan kami sedemikian rupa sehingga seorang diantara mereka beberapa kali menyatakan bahwa dia mencintai saya karena Allah.

Kejadian ini adalah pengalaman pertama saya, dimana seorang lelaki menyatakan cintanya (karena Allah). Hal demikian mengingatkan saya akan mahfum sebuah hadits saat Rasulullah yang mulia menganjurkan kepada sahabat2-nya agar mereka dapat mengungkapkan cintanya (dengan kata2) kepada mereka yang dicintainya (karena Allah). Dan saya merasakan bahwa ungkapan yang demikian malah menambah kadar cinta yang sudah ada.

Kehadiran mereka di Thailand menyadarkan kita bahwa keadaan umum saudara2 kita di Palestina dalam banyak hal ternyata sama seperti keadaan kebanyakan kita. Muslim, akan tetapi amal keseharian mereka tidak seperti namanya. Padahal, muslim adalah satu sebutan buat mereka yang menyerahkan hidup dan matinya untuk Allah saja. Muslim adalah mereka yang berserah diri kepada Allah dengan cara sebagaimana yang dikehendaki-Nya saja. Sementara itu, saudara2 kita dari Palestina barangkali termasuk mereka yang sampai hari ini selalu bertanya, kapan pertolongan Allah datang?

Sepanjang sejarah ummat ini, se-kali2 kita tidak memenangkan peperangan dengan banyaknya jumlah pasukan. Tidak juga kemenangan diperoleh dengan persenjataan kita yang lengkap dan canggih. Kemenangan yang telah kita peroleh adalah se-mata2 karena adanya pertolongan Allah. Kita juga ingat, betapa banyak kelompok (kita) dengan jumlah yang sedikit dapat mengalahkan musuh dengan jumlah yang banyak.

Atas dasar rahmat dan kasih sayang-Nya, sebenarnya Allah telah memberitahu cara terbaik untuk menarik pertolongan-Nya. Dia telah memperlihatkan kepada kita melalui sirah nabi-Nya amalan2 yang dapat menurunkan bantuan-Nya sekaligus juga menampakkan amalan2 yang dapat menjauhkan bantuan dari langit.

Allah, Dia menciptakan kematian semudah menciptakan kehidupan. Dialah yang menciptakan suasana2 dan keadaan2 yang kita rasakan semudah menciptakan apa saja yang dapat kita lihat dan kita dengar. Dia menciptakan kesusahan dan kesedihan semudah menciptakan kemudahan dan kegembiraan. Sesungguhnya, tidak ada sedikitpun kesulitan bagi-Nya untuk mengatur dan mengurus apa saja yang telah diciptakan-Nya.

Bila kita melihat saudara2 kita dalam musibah, barangkali langkah yang terbaik adalah dengan cara mendatanginya. Bantuan berupa materi sememangnya sangat membantu mereka. Akan tetapi, mengingatkan dan menyadarkan mereka akan rencana dan kewenangan Allah sangatlah tidak patut untuk diabaikan. Sudah selayaknya kita datang kepada mereka dan mengingatkan bahwa Allah tidak pernah menganiaya semua makhluk yang telah diciptakan-Nya sendiri. Kita juga sangat layak untuk datang dan mengingatkan mereka agar mereka sendiri kembali kepada Allah dan menunaikan semua perintah2-Nya. Dan untuk apa2 yang tidak bisa kita bantu, kita mengingatkan agar mereka datang sendiri kepada Allah untuk memohon pertolongan-Nya dengan sabar dan sholat.

Sungguh, Allah akan menurunkan bantuan-Nya bila kita layak untuk diberi bantuan menurut pengetahuan-Nya. Dan Dia hanya akan menolong kita pada saat kita merasa bahwa kita dan seluruh makhluk adalah lemah sementara pada saat yang sama kita yakin bahwa hanya Allah saja yang kuat lagi maha perkasa. Dan sungguh, tidak ada daya dan upaya kecuali dengan Allah.

Subhanallah
*

01/12/2008

Mencintai Mereka

Lewat bilangan hari yang panjang, kita telah berdoa dan memohon kepada Allah yang maha tinggi agar hari itu sampai, yakni ketika Dia memberi kesempatan, kekuatan dan kemampuan kepada kita untuk berkhidmat kepada orang2 yang dicintai-Nya. Dan ketika permohonan seperti ini layak untuk dikabulkan-Nya, maka kita akan pergi kemana saja dimana perkhidmatan dapat kita lakukan tanpa satupun halangan yang berarti.

Mencintai orang2 yang dicintai Allah adalah bagian dari kecintaan kita kepada Allah. Dapat berkhidmat kepada mereka yang dicintai Allah adalah sungguh menguntungkan pelakunya, siapapun dia. Secara zhahir kita memang lelah, akan tetapi kelelahan2 semacam ini pasti akan Allah ganti dengan kebaikan2 yang dapat kita rasakan sesudah kita berkhidmat kepada mereka.

Lalu bagaimana kita tahu sosok2 yang dicintai Allah? Kita sememangnya tidak mengetahui apa2, kecuali apa saja yang sudah diterangkan atau dijelaskan-Nya kepada kita. Allah-lah yang mengetahui apa saja yang tidak diketahui oleh makhluk2-Nya. Dia bahkan mengetahui sebelum adanya yang disebut sesuatu. Untuk itu memohon kepada Allah yang maha tahu, meski untuk satu pengetahuan, tidak akan menambah kecuali kita akan memiliki pengetahuan itu. Dan bila kita memohon kepada Allah untuk mengetahui siapa2 saja yang dicintai-Nya, maka Dia sendiri akan menyelipkan kepahaman kepada kita. Hati kita menyimpulkan demikian, manakala kita berhadapan dengan mereka.

Mungkin agak sulit untuk diungkapkan, karena mereka adalah orang2 yang sama seperti kita dalam kesehariannya. Di antara mereka ada yang muda dan ada yang tua. Ada yang kaya, ada pula yang miskin. Ada yang terpelajar, ada pula yang tidak. Ada yang berkedudukan, ada pula yang berasal dari kelas bawah. Ada yang sopan, ada pula yang (se-olah2) tidak santun. Ada yang lembut dan pemaaf, ada pula yang se-akan2 kasar dan pemarah. Kita dihadapkan kepada mereka yang memiliki ber-macam2 tabiat dan perilaku. Namun demikian, hati kita akan 'mendengar' bisikan bahwa mereka adalah orang2 yang dicintai Allah. Hanya satu tanda bagi kita untuk mengenali mereka, yakni bahwa kita sedang berkhidamat kepada mereka.

Banyak keadaan dimana kesalahpahaman2 kecil menjadikan kita berkelahi. Kita juga mengetahui bahwa seringkali niat baik kita tidak selalu dibalas dengan cara yang baik. Hal ini berlaku, tidak saja karena ketidaktahuan mereka cara untuk membalas budi, tetapi termasuk di dalamnya adalah kebodohan kita dalam mewujudkan niat yang baik. Bila kita cukup cerdas secara emosi, maka malapetaka tidak akan pernah mau mengikuti perselisihan diantara kita. Hanya mereka yang segera memohon maaf atau memberi kemaafan yang dapat mengenakan busana sebagaimana yang dimiliki dan dikenakan Allah yang maha pemaaf.

Mereka yang kerapkali berbuat dosa, seringkali kita dapatkan bahwa Allah masih melindunginya. Allah terlalu lembut untuk tidak mengasihi ciptaan-Nya sendiri. Lalu, bagaimana pula bila orang tersebut mencintai Allah dengan segenap jiwa raganya, dia selalu memuji Allah dengan ucapan2-nya, dia selalu membela Allah dengan hartanya, dia selalu mengingat Allah dengan waktunya, dia selalu membantu Allah dengan fikirnya atau dia selalu memuliakan Allah dengan kemampuannya? Pasti dan pasti, Allah akan mencintainya.
Ini adalah bagian dari perkara hikmah. Barangkali karena kita belum memilikinya, maka kesalahpahaman2 acapkali timbul di antara kita. Bahkan, karena ketiadaan hikmah, kita seringkali jatuh kedalam kehinaan hanya ‘gara2’ kita merendahkan saudara kita sendiri. Sesungguhnya hikmah adalah milik orang2 yang beriman. Maka barang siapa yang menemukannya, dialah yang paling berhak untuk memilikinya.

Subhanallah
*

Doa Jodoh

Alhamdulillah. Nabi Musa (as) berdoa, "Robbi innii limaa anzalta ilayya min khairin faqier." Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhny...