26/09/2008

Sepakat

Masya Allah. Bahagian terbesar dari ummat ini adalah mereka yang tidak beruntung dengan perolehan fasilitas dan pengajaran. Mereka miskin dan tidak mempunyai cukup pengetahuan meski untuk perkara2 yang mendasar. Keadaan kita tak bedanya sebuah pyramid raksasa. Sedemikan rupa keadaannya, sehingga orang2 yang dibawah adalah orang2 yang tidak mengenal Allah, Tuhan mereka dan Tuhan kita. Dan mereka tersebar di seluruh penjuru dunia.

Bagian terbesar dari ummat ini ada di kota2 dan ada lebih banyak lagi di desa2 dan di tempat2 yang sulit dijangkau oleh orang2 ‘modern’. Bagian terbesar ummat ini bahkan ada di sekitar kita. Mereka tidak menyentuh media massa dan mereka pun tidak mempublikasikannya kecuali sedikit dan menjadi tidak berarti bila dibandingkan dengan jumlah mereka. Karena itu mereka terlupakan.

Bila kita melupakan mereka, maka Allah tidak melupakan mereka meskipun sekejap. Bila kita tidak mempedulikan mereka, maka Allah mempedulikan mereka setiap saat. Bila kita merasa berat untuk berkonsentrasi pada satu perkara, maka Allah tidak merasa berat untuk mengurus semua urusan-Nya. Bila kita susah hati dengan keadaan yang diciptakan-Nya, maka Allah tidak sedikitpun terkesan dengannya. Allah maha memiliki kekuatan sedangkan manusia lemah dan tidak berdaya.

Tidak ada larangan sedikitpun bagi kita untuk membela saudara2 kita yang teraniaya. Bahkan Allah akan membela mereka yang membela saudara2-nya. Allah akan menolong hamba-Nya selama sang hamba menolong saudaranya. Bila kita sibuk membantu saudara2 kita (karena Allah) padahal kita juga dalam keadaan yang layak untuk dibantu, maka hal ini pasti akan menyenangkan-Nya hingga Dia sendiri membanggakan kita di hadapan majelis malaikat. Bila sudah demikian, maka malaikat2 akan menyesal, kenapa dahulu mereka mengajukan protes ketika Allah berencana menciptakan manusia.

Sebenarnya tidak ada masalah buat kita bila kita tidak pernah rela kepada setan dan konco2-nya. Ketika kita sibuk membantu seorang saudara, kita menyangka bahwa hal itu akan menyenangkan Allah, lalu Allah membenarkan sangkaannya. Ketika kita dalam proses membantu saudara yang lain, kita ingin agar semua orang membantu kita juga, maka keinginan yang seperti itu adalah manusiawi dan Allah akan menyetujuinya. Akan tetapi bila kita memaksa orang lain untuk berfikir, berbuat dan berkorban seperti apa yang kita lakukan, maka setan akan memperoleh kedudukannya dalam perkara ini.

Beruntung bila kita termasuk mereka yang cerdas baik emosi maupun akalnya. Secara emosi kita akan sabar untuk menuntaskan kerja kita secara ber-tahap2 sambil menantikan datangnya pertolongan Allah. Dengan akal yang cerdas kita selalu akan mempertimbangkan bahwa perkara apa saja yang kita lakukan adalah demi kebaikan kita sendiri. Tidak seorangpun akan memperoleh ganjaran dari amal kebajikan kita, sama seperti halnya tidak akan ada seoranpun yang akan menanggung dosa karena kesalahan kita.

Kita sepakat bahwa jihad adalah kerja besar yang tidak seorangpun gugur di dalamnya (karena Allah) kecuali pasti akan diberi-Nya surga. Kita sepakat bahwa kerja kita adalah ‘ila kalimatillah’. Kita juga sepakat bahwa kita semua laksana sebuah bangunan. Yang menjadi fondasi ridho dengan kedudukannya untuk menanggug beban berterusan agar bangunan tidak runtuh. Yang menjadi dinding ridho dengan kedudukannya sebagai pelindung bagi apa saja yang ada di dalamnya. Yang menjadi atap ridho dengan kedudukannya menampik hujan atau apa saja yang jatuh ke atasnya. Fondasi tidak menganggap kedudukannya lebih baik dari yang lain, karena itu dia tidak menyalahkan yang lain. Dinding tidak menganggap kedudukannya lebih baik dari yang lain, karena itu dia tidak menyalahkan yang lain. Atap tidak menganggap kedudukannya lebih baik dari yang lain, karena itu dia tidak menyalahkan yang lain.

Subhanallah. 

12/09/2008

Memuji Allah

Alhamdulillah. Kata2 yang paling indah dalam hidup ini adalah kata2 pujian kepada Allah. Dan kata2 yang paling tinggi nilainya adalah kata2 yang ditujukan untuk menyenangkan Allah. Sedangkan kata2 yang paling berkesan dan memiliki pengaruh ghaib adalah kata2 yang Dia sendiri telah memilahnya agar kita mengucapkan dan meng-ulang2-nya se-banyak2-nya. Dia mengetahui secara pasti milik-Nya, sedangkan kita tidak mengetahuinya, kecuali sebatas pada apa yang diberikan-Nya saja.

Pujian bagi Allah adalah sebanyak bilangan yang diketahui-Nya sendiri. Pujian2 milik-Nya pasti lebih banyak daripada jumlah butir2 pasir di gurun2, di pantai2, bahkan lebih banyak daripada jumlah semua pasir yang ada di bumi. Pujian milik-Nya lebih banyak daripada jumlah titik2 hujan dan butir2 embun dimana saja di dunia ini. Pujian milik-Nya bahkan lebih banyak daripada jumlah bintang2 di langit dalam jagad kita ataupun di jagad lainnya.

Bila seseorang memuji Allah dengan pujian yang banyak, berterusan dan dengan segenap hatinya, maka pujian yang demikian tetap tidak akan dapat melampaui pujian2 yang dilakukan oleh malaikat2 yang tidak pernah diganggu oleh lelahnya fisik dan lelapnya mata. Bila ada pembicara hebat yang dapat kita hadirkan di dunia ini, maka pembicaraannya pun pasti tidak akan mampu meliputi segala pujian milik-Nya. Dan bila saja ada alat penghitung canggih yang dapat kita buat di dunia ini, tetap saja dia tidak akan dapat merangkum segala pujian milik-Nya.

Dari kenyataan tersebut, kita memahami bahwa pujian kita pasti tidak akan menambah ketinggian-Nya dan kelalaian kita untuk memuji-Nya pasti tidak akan mengurangi derajat kesempurnaan-Nya. Dia tidak dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya orang2 yang memuji-Nya. Dia berdiri sendiri dan Dia tidak memerlukan apapun dari setiap ciptaan-Nya. Dia tidak memerlukan pujian dari manusia untuk mengukuhkan kesempurnaan-Nya.

Memuji Allah sama saja artinya dengan mengakui kehebatan-Nya. Memuji-Nya dengan segenap hati sanubari kita, niscaya akan menguntungkan kita. Waktu yang kita gunakan untuk memuji-Nya justru akan termasuk pada waktu2 dengan perolehan nilai yang paling besar. Lagi pula, gerak dan percakapan kita dalam memuji-Nya pasti akan tercatat dan dikelompokkan-Nya ke dalam golongan orang2 yang mengingat-Nya dengan baik.

Memuji Allah dengan ikhlas pasti akan menambah kecintaan kita kepada-Nya. Memuji Allah dengan cara yang disukai-Nya akan memposisikan kita ke dalam golongan mereka yang sadar kedudukannya terhadap Tuhannya. Memuji Allah dengan cara sebagaimana kita senang untuk mendapatkannya adalah cara lain untuk memperoleh kebaikan2 dari-Nya yang datangnya tidak akan kita duga.

Ketika kita merasa senang dengan suatu pujian yang tulus, yang demikian adalah suatu bentuk pengajaran bagaimana Allah mendidik kita untuk memuji-Nya. Ketika kita merasa bahagia dengan sebutan2 kebaikan yang dibisikkan seseorang hingga bisikan itu sampai kepada kita, perkara demikian juga merupakan pengajaran bagaimana Allah menyadarkan kita untuk memahami cara memuji-Nya. Ketika kita merasa bangga atas pembelaan seseorang, hal itu juga merupakan gambaran bagaimana Allah bangga dengan pembelaan kita, padahal Dia tidak berhajat sedikitpun atas pembelaan kita. Sungguh, segala puji adalah milik Allah, Tuhan semesta alam.

Subhanallah. 

Doa Jodoh

Alhamdulillah. Nabi Musa (as) berdoa, "Robbi innii limaa anzalta ilayya min khairin faqier." Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhny...