28/03/2008

Nabi Yusuf

Masya Allah. Pesan Allah yang Dia sampaikan sendiri kepada Yusuf as, ketika dia masih kecil, adalah jelas dan terang. Yusuf kecil as bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, dan semuanya bersujud kepadanya. Lewat mimpinya, Allah yang menciptakan alam semesta ini, memberi kabar awal bahwa Dia berkehendak untuk meninggikan derajatnya sedemikian rupa sehingga kesebelas saudaranya, emak-bapaknya akan berada di bawah 'kedudukannya'.

Yusuf kecil masih terlalu lemah untuk dapat 'menutup' kehendak Allah manakala orang tuanya, nabi Yakub as, mengharapkan demikian. Akan tetapi, hakikat yang sebenarnya adalah bahwa bila Allah berkehendak, maka Dia sendiri yang akan memaklumkan rencana-Nya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dia berkeinginan agar manusia mengetahui rencana2-Nya dan Dia sendiri akan menunjukkan kepada mereka bahwa apapun yang dikehendaki-Nya pasti akan terjadi.

Meskipun demikian, Allah maha pengampun, maha penyayang lagi ‘terlalu longgar’ toleransi-Nya untuk memaksa setiap ciptaan-Nya patuh kepada rencana2-Nya. Dia begitu sabar sehingga seringkali Dia membiarkan nafsu para pendosa dan para penentang-Nya mengalahkan diri mereka sendiri. Hanya waktu saja yang akan membuktikan siapa saja di antara mereka, manusia2 bebal yang menjadi rugi karena bertentangan dengan kehendak Allah.

Allah berkehendak meninggikan Yusuf as dan rencana ini telah dijelaskan kepada saudara2 Yusuf. Manakala mereka (yang merasa diperlakukan tidak adil oleh orang tua mereka) semakin marah dan semakin benci kepadanya, maka kesepakatan mereka adalah menyingkirkan Yusuf se-lama2-nya. Keinginan mereka adalah ‘membunuh’ Yusuf. Mereka bertindak dan (se–olah2) mereka berhasil dengan kesepakatan tersebut.

Allah berkehendak dan Dia pulalah yang paling tahu bagaimana melaksanakan kehendak-Nya. Dia berkuasa atas segala sesuatu. Dialah yang menjaga dan mengendalikan segala sesuatu dengan kudrat dan iradat-Nya. Dialah yang menggenggam hati setiap manusia dan Dia pula yang mampu meng-guncang2 atau menenangkan hati setiap manusia. Dia berkuasa dan tidak ada satupun selain-Nya yang setara dengan-Nya.

Demi kekuasaan dan keagungan-Nya, Allah selalu mengajarkan kepada kita bahwa Dia tidak pernah lemah dan lengah meskipun sekejap. Maka sia2-lah mereka yang berusaha untuk menggagalkan rencana dan kehendak-Nya. Sejarah telah mengatakan bahwa pada akhirnya saudara2 Yusuf membenarkan rencana Tuhan mereka. Dan mereka sendiri tidak datang dan memohon kepada Yusuf kecuali dalam keadaan parah lagi hina.

Dan bila hari ini kita dapatkan seseorang atau suatu kaum menentang kehendak Allah, barangkali cara yang terbaik untuk mengetahui akhir ceritanya adalah dengan menjaga kesabaran kita sembari berusaha untuk tetap memenuhi dan menuntaskan setiap perintah2-Nya dengan cara yang paling disukai-Nya, yakni cara yang telah dibawa dan dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Subhanallah. 

14/03/2008

Dia Maha Ada

Alhamdulillah. Allah adalah Tuhan yang kepada-Nya kita kembalikan segala urusan kita. Yang kepada-Nya hati kita menjadi condong dan berusaha untuk bersama-Nya. Yang kepada-Nya kita habiskan harta dan masa yang kita miliki agar semakin dekat dengan-Nya. Yang mana kita merasa bergantung dan tidak kuasa hidup tanpa-Nya. Dia Allah, Tuhan kita.

Dia maujud. Dia ada bukan karena suatu ciptaan. Dia ada bukan karena ada di angan2 manusia. Dia ada bukan karena ada yang mengadakan. Dia tidak muncul dari ketiadaan. Dia ada dengan sendirinya. Dia ada sebelum ada yang disebut segala sesuatu. Dia ada meskipun orang2 tidak dapat menjangkau keberadaan-Nya. Bahkan Dia tetap ada walaupun manusia menolak untuk mengakui keberadaan-Nya.

Dia ada bersama dengan segala sesuatu, namun tidak dengan suatu kesertaan. Dia ada pada segala sesuatu, namun Dia tidak bergantung kepadanya. Dia ada dalam setiap suasana dan keadaan, namun tidak terpengaruh ataupun terkesan dengan apa saja yang telah dibuat-Nya sendiri. Bukan pula Dia lain dari segala sesuatu disebabkan keterpisahan darinya. Dia adalah pelaku, namun tanpa gerakan dan tanpa menggunakan suatu alat apapun.

Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah. Dan kita bersaksi bahwa, memang benar, tidak ada tuhan selain Allah. Dan kita menyaksikan-Nya pada batas nalar kita yang paling tinggi. Kita menyaksikan keberadaan Allah dari dan pada apa saja yang dapat menyatakan-Nya demikian. Cukuplah keterbatasan akal-fikiran kita menjadi saksi bagi akan adanya Dia yang maha ghaib, yang maha tersembunyi.

Dia juga maha melihat, bahkan sebelum adanya suatu apapun untuk dapat dilihat. Dia tidak melihat sebagaimana kita melihat sesuatu, karena Dia tidak memerlukan suatu media apapun untuk melihat. Dia maha melihat meskipun kita selalu gagal untuk membayangkan bagaimana penglihatan-Nya. Sungguh, Dia tidak serupa dengan makhluk2-Nya.

Dia sendiri, disebabkan tidak adanya sesuatu yang dengannya Dia merasa terikat ataupun gelisah bila terpisah darinya. Dia berdiri sendiri, disebabkan tidak adanya sesuatu yang Dia merasa perlu atau bergantung kepadanya. Dia maha suci dari segala sifat yang dimiliki setiap makhluk-Nya. Sungguh, tidak ada tuhan kecuali Allah.

Subhanallah. 

Doa Jodoh

Alhamdulillah. Nabi Musa (as) berdoa, "Robbi innii limaa anzalta ilayya min khairin faqier." Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhny...