03/11/2007

Roymeikit

Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Sungguh, tidak ada kata yang lebih indah yang boleh kita ucapkan sebagai ungkapan kebahagiaan di sini daripada ucapan puji syukur kepada-Nya. Hari ini sebagian orang yang beruntung telah menyaksikan bagaimana satu ruangan tempat Allah dilupakan di Roymeikit telah berganti dengan balai atau musholla di mana Allah diagungkan di dalamnya.

Roymeikit adalah satu kawasan di distrik Banglamong. Tempat ini dapat dicapai dari Bangkok sebelum memasuki Pattaya yang terkenal. Sebagaimana banyak kawasan lainnya di Thailand, tempat ini dihuni oleh mayoritas masyarakat Budha. Meski demikian, Roymeikit memiliki komunitas muslim sekitar 8 sampai 10 keluarga yang terkonsentrasi di dekat suatu sekolah yang terletak tidak jauh dari jalan raya utama Bangkok-Pattaya.

Beberapa bulan yang lalu, fikir mengenai saudara-saudara muslim di tempat ini telah muncul dalam musyawarah harian di marhalla kami, masjid Tunkebuk, Naklea, Pattaya. Segera setelah musyawarah, beberapa orang yang telah diputuskan berkunjung ke sana. Tidak ada kesan bahwa daerah ini dihuni oleh kaum muslimin, selain bahwa beberapa orang dari mereka berasal dari Selatan Thailand yang berbahasa Melayu.

Diantara mereka, satu orang namanya Cema memiliki rumah tingkat dengan satu bangunan khusus di depan rumahnya lengkap dengan meja billiard (mereka bilang snooker). Sebagaimana penuturannya sendiri, dulunya tempat ini adalah tempat berkumpulnya mereka yang hobby billiard sekaligus taruhannya. Dia sendiri termasuk yang sibuk dengan permainan ini hari2 dari sekitar jam 4 petang sampai jam 2 dini hari.

Beberapa di antara mereka sangat senang dengan kunjungan2 kami. Maka setelah beberapa kali khususi (silaturrahmi) kepada mereka, kami sepakat untuk buat gast kedua dan sesuai dengan kesediaan tuan rumah, rumah tingkat tersebut dijadikan tempat kami berkumpul untuk sholat berjamaah sekaligus untuk bayan atau ceramah agama.

Saya, yang berasal dari Indonesia, merasa beruntung dapat terlibat dengan kegiatan yang mulia ini di sana. Usaha atas hati-hati manusia ini telah dijalankan dengan hati-hati. Namun demikian, usaha ini dibuat dengan memudahkan banyak hal yang menjadikan kami semua senang melakukannya. Ada tiga orang tempatan (termasuk tuan rumah) yang istiqomah dan tawajuh dalam program ini.

Bayan telah dibuat banyak kali dengan memberikan kabar2 gembira dan fadha’il amal. Awalnya, tasykil dibuat hanya untuk meluangkan waktu bagi amalan agama secara umum. Ketika usaha ini berlanjut, kami bermusyawarah untuk buat peningkatan dalam hal tasykil sesudah bayan. Selanjutnya keputusan musyawarah adalah buat tasykil agar orang tempatan mau datang dalam program ‘gast satu’ kami.

Alhamdulillah dua orang telah datang ke marhalla kami setelah dua pekan sejak tayskilan dibuat. Sebagaimana biasa, dalam gast satu, kami buat tasykil untuk keluar di jalan Allah. Luar biasa. seorang dari Roymeikit telah berbisik kalau dia mau ikut keluar.

Menjelang keluar 3 hari pada bulan Mei dari marhala Tunkebuk, kami musyawarah untuk buat tasykil macam apa pada hari gast ke dua di Roymeikit. Ketika disampaikan adanya bisikan dari Roymiekit bahwa diantara mereka ada yang berniat keluar 3 hari, maka diputuskan agar tasykilnya adalah keluar 3 hari.

Masya Allah, kerja ini, yaitu kerja atas hati manusia, punya kesan yang mendalam terhadap hati dan pola fikir manusia, selama kerja ini dibuat dengan hati-hati dan sungguh2 tanpa menghilangkan kesan kemudahan dalam menjalankannya. Bersamaan dengan adanya tasykil untuk keluar 3 hari, Cema, pemilik rumah tingkat tersebut, telah menyampaikan hasratnya untuk menjual meja billiardnya untuk keperluan menyempurnakan bangunannya menjadi sebuah balai atau mushala yang sederhana.

Keinginan dan maksud yang baik ini selanjutnya dibawa dan masuk ke dalam agenda musyawarah halaqoh. Musyawarah memang membawa berkah dan memberi kemudahan. Beberapa orang telah menyanggupi ‘membeli’ meja tersebut sekaligus merelakannya untuk dihancurkan.

Keluar 3 hari telah dibuat dengan kesan yang bagus, yang menyebabkan Cema dan Beli berniat bulat untuk keluar dalam bulan ini secara bersama, insya Allah.

Dengan cara ‘gotong-royong’, hari ini meja billiard itu telah dihancurkan. Bagian yang masih boleh digunakan dibiarkan agar dapat beralih kepada manfaat yang lebih baik. Dan dengan cara yang sama, hari ini balai yang sederhana itu telah rampung dan siap untuk digunakan bagi sholat berjamaah. Mereka bertekad untuk ‘menebus’ kelalaian dahulu dengan amalan sunnah. dan mereka minta agar kita semua mendoakan mereka. Semoga Allah swt. memberi taufiq dan hidayah-Nya hingga agama ditinggikan disana dan cahayanya menembus ke seluruh alam. 

Subhanallah. 

Tidak ada komentar:

Doa Jodoh

Alhamdulillah. Nabi Musa (as) berdoa, "Robbi innii limaa anzalta ilayya min khairin faqier." Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhny...