Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Sungguh, tidak ada kata yang lebih
indah yang boleh kita ucapkan sebagai ungkapan kebahagiaan di sini daripada
ucapan puji syukur kepada-Nya. Hari ini sebagian orang yang beruntung telah
menyaksikan bagaimana satu ruangan tempat Allah dilupakan di Roymeikit telah
berganti dengan balai atau musholla di mana Allah diagungkan di dalamnya.
Roymeikit adalah satu kawasan di distrik Banglamong. Tempat ini
dapat dicapai dari Bangkok
sebelum memasuki Pattaya yang terkenal. Sebagaimana banyak kawasan lainnya di Thailand ,
tempat ini dihuni oleh mayoritas masyarakat Budha. Meski demikian, Roymeikit
memiliki komunitas muslim sekitar 8 sampai 10 keluarga yang terkonsentrasi di
dekat suatu sekolah yang terletak tidak jauh dari jalan raya utama
Bangkok-Pattaya.
Beberapa bulan yang lalu, fikir mengenai saudara-saudara muslim di
tempat ini telah muncul dalam musyawarah harian di marhalla kami, masjid
Tunkebuk, Naklea, Pattaya. Segera setelah musyawarah, beberapa orang yang telah
diputuskan berkunjung ke sana .
Tidak ada kesan bahwa daerah ini dihuni oleh kaum muslimin, selain bahwa
beberapa orang dari mereka berasal dari Selatan Thailand yang berbahasa Melayu.
Diantara mereka, satu orang namanya Cema memiliki rumah tingkat
dengan satu bangunan khusus di depan rumahnya lengkap dengan meja billiard
(mereka bilang snooker). Sebagaimana penuturannya sendiri, dulunya tempat ini
adalah tempat berkumpulnya mereka yang hobby billiard sekaligus taruhannya. Dia
sendiri termasuk yang sibuk dengan permainan ini hari2 dari sekitar jam 4
petang sampai jam 2 dini hari.
Beberapa di antara mereka sangat senang dengan kunjungan2 kami.
Maka setelah beberapa kali khususi (silaturrahmi) kepada mereka, kami sepakat
untuk buat gast kedua dan sesuai dengan kesediaan tuan rumah, rumah tingkat
tersebut dijadikan tempat kami berkumpul untuk sholat berjamaah sekaligus untuk
bayan atau ceramah agama.
Saya, yang berasal dari Indonesia ,
merasa beruntung dapat terlibat dengan kegiatan yang mulia ini di sana . Usaha atas
hati-hati manusia ini telah dijalankan dengan hati-hati. Namun demikian, usaha
ini dibuat dengan memudahkan banyak hal yang menjadikan kami semua senang
melakukannya. Ada
tiga orang tempatan (termasuk tuan rumah) yang istiqomah dan tawajuh dalam
program ini.
Bayan telah dibuat banyak kali dengan memberikan kabar2 gembira
dan fadha’il amal. Awalnya, tasykil dibuat hanya untuk meluangkan waktu bagi
amalan agama secara umum. Ketika usaha ini berlanjut, kami bermusyawarah untuk
buat peningkatan dalam hal tasykil sesudah bayan. Selanjutnya keputusan
musyawarah adalah buat tasykil agar orang tempatan mau datang dalam program
‘gast satu’ kami.
Alhamdulillah dua orang telah datang ke marhalla kami setelah dua
pekan sejak tayskilan dibuat. Sebagaimana biasa, dalam gast satu, kami buat
tasykil untuk keluar di jalan Allah. Luar biasa. seorang dari Roymeikit telah
berbisik kalau dia mau ikut keluar.
Menjelang keluar 3 hari pada bulan Mei dari marhala Tunkebuk, kami
musyawarah untuk buat tasykil macam apa pada hari gast ke dua di Roymeikit.
Ketika disampaikan adanya bisikan dari Roymiekit bahwa diantara mereka ada yang
berniat keluar 3 hari, maka diputuskan agar tasykilnya adalah keluar 3 hari.
Masya Allah, kerja ini, yaitu kerja atas hati manusia, punya kesan
yang mendalam terhadap hati dan pola fikir manusia, selama kerja ini dibuat
dengan hati-hati dan sungguh2 tanpa menghilangkan kesan kemudahan dalam
menjalankannya. Bersamaan dengan adanya tasykil untuk keluar 3 hari, Cema,
pemilik rumah tingkat tersebut, telah menyampaikan hasratnya untuk menjual meja
billiardnya untuk keperluan menyempurnakan bangunannya menjadi sebuah balai
atau mushala yang sederhana.
Keinginan dan maksud yang baik ini selanjutnya dibawa dan masuk ke
dalam agenda musyawarah halaqoh. Musyawarah memang membawa berkah dan memberi
kemudahan. Beberapa orang telah menyanggupi ‘membeli’ meja tersebut sekaligus
merelakannya untuk dihancurkan.
Keluar 3 hari telah dibuat dengan kesan yang bagus, yang
menyebabkan Cema dan Beli berniat bulat untuk keluar dalam bulan ini secara
bersama, insya Allah.
Dengan cara ‘gotong-royong’, hari ini meja billiard itu telah
dihancurkan. Bagian yang masih boleh digunakan dibiarkan agar dapat beralih
kepada manfaat yang lebih baik. Dan dengan cara yang sama, hari ini balai yang
sederhana itu telah rampung dan siap untuk digunakan bagi sholat berjamaah.
Mereka bertekad untuk ‘menebus’ kelalaian dahulu dengan amalan sunnah. dan
mereka minta agar kita semua mendoakan mereka. Semoga Allah swt. memberi taufiq
dan hidayah-Nya hingga agama ditinggikan disana dan cahayanya menembus ke seluruh alam.
Subhanallah.
*
Subhanallah.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar