Laa ilaaha illallah. Bila seseorang yang kita kenal kefasikannya
dan suka berdusta datang kepada kita, lalu dia katakan bahwa seseorang tengah
berencana untuk mengganggu anak atau istri kita, tentu setidaknya kita akan
merasa khawatir juga. Bila ada seorang yang begitu banyak orang mengetahui
kejujurannya, mengenal kebajikannya dan bahkan seluruh dunia menyaksikan
kebenarannya, datang dan memberi kabar bahwa kehidupan dunia ini sementara dan
permainan belaka, bahwa kehidupan sesungguhnya ada di akhirat, lalu kenapa kita
meragukannnya? Benar, kita tidak mengatakan keraguan ini, akan tetapi apa yang
kita lakukan jelas menunjukkan hal ini.
Bila kita coba panjangkan, pertanyaan tadi boleh ditambah seperti
kenapa harus ada ratapan bagi musibah yang datang? Kenapa kita biarkan iri dan
dengki membakar habis hubungan baik antar kita. Kenapa kita tega membenamkan
sifat kasih sayang yang Allah berikan dengan amarah dan kebencian kepada saudara
kita? Kenapa tidak ada rasa takut di dada ini ketika kita menerima rejeki lebih
banyak sementara kita tidak mengetahui siapa saja yang berhak atas rejeki yang
kita terima? Kenapa kita lebih suka dibebaskan sedikit hari untuk penjara yang
abadi dari pada susah di hari ini untuk kejayaan yang selama-lamanya? Dan
kenapa-kenapa yang lainnya.
Kenapa demikian? Karena hari ini pandangan kita terpaku pada dunia
yang nampak, sedangkan akhirat tidak nampak, tidak dapat dibayangkan, lagi pula
saat itu belum lagi sampai kepada kita. Kondisi kita secara umum begitu
parahnya. Bukan saja kita tidak memahami perkara akhirat dan semakin jauh dari
Allah, robb kita, bahkan hampir-hampir kita tidak mengenal-Nya lagi. Kita telah
berbuat dan menempuh jalan yang tidak saja berbahaya, namun juga tidak akan
menghantar sampai tujuan. Maka cara terbaik untuk memperbaiki kondisi ini
adalah dengan kembali ke pangkal jalan. Berlindung kepada Allah dari
ketersesatan dan bergerak hanya pada jalan yang telah ditempuh oleh mereka yang
telah sukses di akhirat.
Tidak seorangpun yang memahami buruknya keadaan dirinya sendiri
sehingga dia bersihkan hatinya. Tidak akan bersih hatinya kecuali dengan
meninggalkan segala perbuatan sia-sia yang menjerumuskannya ke dalam dosa.
Tidak akan berkurang dosanya hingga dia kendalikan nafsunya. Tidak akan tunduk
nafsunya sampai dia tinggalkan angan-angan. Tidak akan lari angan-angan darinya
kecuali dengan usaha untuk tidak mencintai dunia. Dan tidak seorangpun sanggup
menghinakan dunia kecuali dengan usaha Rasulullah.
Lalu apakah usaha Rasulullah itu? Usaha ini hanyalah himpunan dari
beberapa amalan yang setiap orang telah ditakdirkan-Nya mampu untuk
mengamalkannya baik secara individual maupun secara komunal, yakni:
- Memperbaiki
aqidah dengan dakwah atas iman-yakin yang benar.
- Menghilangkan
kebodohan dengan ta'lim wa ta'lum.
- Memperbaiki
hubungan vertikal dengan menyempurnakan dzikir dan ibadah.
- Memperbaiki
hubungan horizontal dengan khidmat, dengan merendahkan keakuan demi
kemuliaan agama.
Subhanallah.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar