Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, Allahu Akbar. “Waman
ahsanu qaulan mimman da’aa ilallaahi wa ‘amila sholihaw wa qoola innani minal
muslimiin.”
Artinya, “Dan Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru (manusia) kepada Allah dan mengerjakan amal saleh dan ia berkata
‘Sesungguhnya saya termasuk orang2 yang berserah diri’.” (QS. 41:33)
Da’a ilallah adalah usaha kita dalam mengajak manusia kepada Allah.
Usaha ini disebut dengan dakwah. Dakwah adalah kerja yang sangat besar dan
sangat agung. Kebesaran kerja ini nampak jelas dari siapa saja yang pernah
mengembannya. Nabi2 dan rasul2, mereka adalah orang2 pilihan yang kepadanya
Allah amanahkan kerja ini. Inilah kerja yang pada gilirannya menentukan
keputusan Allah atas manusia (kaum atau negeri), jaya atau binasa.
Ketika Allah memutuskan nabi Muhammad saw sebagai pamungkas para
nabi, maka hal ini sama saja artinya dengan menjadikan ummatnya sebagai pewaris
dan penerus kerjanya. Dengan ilmu-Nya, Dia mengetahui bahwa ummat ini memang
layak untuk mengembannya hingga hari kiamat. Sungguh, ini suatu kehormatan
khusus dari-Nya yang tidak Dia berikan kepada ummat2 sebelum kita.
Sayangnya, kebesaran kerja yang mulia ini seakan-akan terkubur
oleh bayang2 kebesaran dunia yang fana. Bila kita berjalan, maka akan kita
jumpai hampir di setiap pelosok negeri, orang2 yang tidak lagi paham dengan
kerja ini. Bahkan, karena sudah sedemikian buruknya pemahaman akan kerja ini,
orang2 yang dianggap ‘alim’-pun mengabaikan kekuatan besar yang terkandung di
dalamnya. Mereka tidak lagi yakin dengan kerja besar ini. Mata mereka telah
disilaukan dengan pangkat2 yang sebenarnya tidak memberi kepada pemiliknya
kecuali beban2 yang berat.
Dakwah telah dibatasi sedemikian rupa sehingga sebagian dari kita
menyangka bahwa kerja ini adalah hanya untuk mengajak orang2 kafir ke dalam
Islam. Sebenarnya tidaklah demikian. Adzan adalah dakwah yang sempurna,
sebagaimana yang kita ucapkan dalam doa kita. Meski adzan ditujukan kepada
setiap manusia, nyatanya adzan lebih ditujukan kepada kaum muslim daripada kaum
lainnya. Sekali lagi, adzan adalah dakwah yang sempurna, dan setiap dari kita
(lelaki) mempunyai kesempatan yang sama untuk mengumandangkannya.
Adzan adalah dakwah yang sempurna, dan kita tahu bahwa cacat tubuh
ataupun kekurangan kita (dalam keilmuan) tidak boleh menghalangi kita untuk
menyampaikannya.
Subhanallah.
*